I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laboratorium merupakan wadah atau tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, (Wikipedia, 2012).
Peranan laboratorium dalam mempelajari ilmu kimia yaitu untuk memberikan kelengkapan bagi pelajaraan teori yang telah di terima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar. Memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi praktikan dan juga memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sebagai alat untuk menambah ketrampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk menentukan kebenaran. memumpuk rasa ingin tahu sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan. Dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang di peroleh penemuan yang di dapat dalam prose kegiatan kerja laboratorium, (Wikipedia, 2012).
Pentingnya mengenal alat-alat dan bahan kimia di laboratorium dan cara penggunaanya, Selain mengenal alat-alat laboratorium kita juga harus mengenal fungsi alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dengan kita telah menenal nama, bentuk dan fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih mudah dalam melakukan praktikum. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita lakukan dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap keselamatan praktikan. Dalam prakteknya, seseorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan merugikan kehidupan manusia terutama bagi orang tersebut. Setidaknya ada tantangan bagi para ahli kimia untuk mempelajari hal-hal yang berbahaya itu. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang menguntungkan atau berbahaya bagi dirinya maupun orang lain, (Wikipedia, 2010).
Adapun tujuan dari praktikum kimia dasar dengan Materi Pengenalan Peralatan dan Bahan Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N Adalah :
a). Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang alat-alat kimia dan cara pemakaiannya.
b). Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan karakteristik bahan-bahan kimia.
c). Mahasiswa dapat membuat larutan baku NaOH 0,1 N.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat-Alat Dalam Laboratorium Kimia
Peralatan yang biasa di laboratorium kimia antara lain yaitu gelas kimia (beaker),labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, kaca arloji, mortar dan pestle, spatula, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, burner/pembakar spiritus, dan alat-alat pendukung lainnya sepeti labu ukur, labu bundar, corong buchner, erlenmeyer buchner, cawan petri, botol semprot, klem manice, klem bosshead, klem burat, dan sebagainya. (astor, 2011)
2.2. Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratorium
Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratrium, dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain yaitu bahan kimia beracun (Toxic) Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Bahan kimia korosit (Corrosive) Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia mudah terbakar (Flammable) Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. Bahan kimia peledak (Explosive) ah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.Bahan kimia reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances) Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan kimia oksidator (Oxidation) Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Gas bertekanan (Compressed gases) Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Bahan kimia radioaktif (Radioactive substances) Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Dan bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. (wikipedia, 2013)
2.3. Moralitas dan Normalitas suatu Larutan
Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear. (smankha, 2011)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Pada reaksi netralisasi asam dan basa H+ + OH- H2O yaitu masa ekivalen dari asam adalah setara dengan fraksi massa molekul yang dapat memberika satu buah H+ untuk melakukan reaksi netralisasi (dengan kata lain, massa ekuivalen setara dengan massa molekul dibagi jumlah H+ yang dapat dihasilkan). Gram ekivalen merupakan jumlah massa zat yang dibutuhkan untuk mereaksikan 1 mol H+. Massa ekivalen suatu basa adalah setara dengan fraksi massa molekul yang dapat memberikan 1 OH- atau dapat bereaksi dengan 1 H+. (smankha, 2011)
2.4. Pembuatan Larutan NaOH
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Larutan baku natriumhidroksida tak dapat dibuat langsung dengan menimbang NaOH yang telah dihitung, karena basa itu selalu menarik air dan karbondioksida dari udara. Lebih-lebih karbonat yang terbentuk itu sangat mengganggu penitaran dengan PP. Oleh karena itu harus dibuat dahulu “lindi minyak menurut Sorensen". Yaitu larutan NaOH 50 %, misalnya 100 gram NaOH padat ditambahkan sedikit demi sedikit Kedalam 100 gram air yang berada dalam piala gelas Pyrex sambil diaduk dengan pengaduk kaca. Hati-hati dalam larutan hidroksida sepekat ini, natrium karbonat tak akan larut dan setelah dua tiga hari kotoran terendap. Yang kita gunakan adalah larutan jernih bagian atas, yaitu NaOH yang tidak mengandung karbonat. Karena larutan basa lambat laun akan memakan kaca, lindi minyak harus disimpan dalam botol yang dilapisi parafin dinding dalamnya. (ridwan, 2012)
Kepekatan lindi minyak adalah lebih kurang 19 N, Untuk menetapkan N NaOH secara kasar dapat ditera dulu berat jenisnya dengan menggunakan Boumemater, untuk melihat kenormalan NaOH dapat dilihat pada table hubungan berat jenis dengan Normalitas. Kemudian kita hitung berapa ml lindi yang diperlukan untuk 1 liter NaOH 0,1 N, dengan menggunakan rumus V1N1 = V2N2. Jumlah ml itu diukur dengan gelas ukur atau ditimbang dengan neraca kasar, dimasuk¬un kedalam labu ukur 1 liter dan air suling hingga tanda garis dan larutan NaOH siap untuk ditetapkan kenormalannya dengan larutan baku asam oksa¬lat, KH-Phtalat dan sebagainya.(ridwan, 2012)
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Kimia Dasar Materi 1 dimulai pada pukul 15.00 WIB – 16.40 WIB, pada hari Senin, tanggal 18 Maret 2013. Dilaksanakan di laboratorium Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Palangka Raya.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi pengenalan alat meliputi : gelas arloji, timbangan analitik, labu ukur, pipet volum, pipet ukur, beaker glass, buret, erlenmeyer, corong, crus porselin, dan mortar.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi pengenalan alat meliputi : AgNO3, HCl, H2SO4, NaOH, Indikator PP, Indikator MO dan KMO4.
3.3. Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N
- Menghitung berat molekul NaOH, berat molekul NaOh (dalam gram) tersebut sebagai dasar untuk membuat larutan baku 1 N setelah melarutkannya dalam aquades 1 L.
- Menghitung berapa gram NaOH yang diperlukan untuk membuat konsentrasi NaOH 0,1 N
3.4. Prosedur Kerja
- Menyiapkan beberapa peralatan.
- Menggambar alat-alat tersebut.
- Menulis spesifikasi dan fungsinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Alat-Alat Kimia
Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan-Bahan Kimia
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N
Berdasarkan tabel 1. Hasil pengamatan pengenalan alat-alat kimia, yaitu: 1). Labu ukur adalah alat untuk mengukur cairan yang terbuat dari kaca yang berfungsi sebagai tempat untuk membuat larutan kimia; 2). Corong adalah alat bantu untuk memasukan larutan kedalam wadah/tabung, corong ini terbuat dari kaca; 3). Gelas ukur adalah alat kimia yang digunakan untuk mengukur larutan dan terbuat dari kaca; 4). beaker gelas adalah alat yang digunakan untuk tempat cairan atau sebagai tempat pencampuran bahan kimia, alat ini terbuat dari kaca; 5). Erlenmayer adalah alat kimia yang berfungsi untuk pencampuran larutan kimia dengan cara digojog, alat ini terbuat dari kaca; 6). Tabung reaksi adalah alat kimia yang digunakan untuk mereaksikan bahan kimia/larutan dalam jumlah yang sedikit, alat ini terbuat dari kaca; 7). Rak tabung reaksi adalah alat bantu kimia yang terbuat dari kayu dan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan tabung reaksi; 8). Lampu bunsen adalah alat yang digunakan untuk membakar atau memanaskan larutan yang terbuat dari kaca dan sumbu, dan bahan bakarnya menggunakan spritus; 9). Batang pengaduk adalah alat banti kimia yang digunakan untuk mengaduk larutan dan terbuat dari kaca; 10). Gelas arloji adalah alat untuk meletakan zat yang akan ditimbang pada timbangan analitik, alat ini terbuat dari kaca; 12). Pipet tetes adalah alat bantu kimia yang digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit, alat ini terbuat dari kaca dan karet; 14). Pipet volume adalah alat untuk mengambil cairan dalam jumlah yang sedikit, alat ini terbuat dari kaca; 15). Pipet ukur adalah alat bantu kimia yang diguanakan untuk mengambul larutan dalam jumlah yang banyak, alat ini terbuat dari kaca dan karet; 16). Timbangan analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang bahan kimia dengan ketelitian yang sangat tinggi, alat ini terbuat dari besi dan kaca; 17). Cawan porselin merupakan alat bantu yang terbuat dari porselin untuk Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi.
Berdasarkan Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan-Bahan Kimia meliputi : a). AgNO3 merupakan jenis zat kimia yang memiliki notasi korosif yang berlambangkan huruf kode C dan sangat mudah terbakar yang berlambang huruf kode F dengan kemasan bahan biasanya 25 gram dalam botol; b). HCl merupakan jenis zat kimia yang memiliki notasi korosif yang berlambangkan huruf kode C, maka apabila terkena tubuh akan merusak jaringan pada tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan. Karakteristik bahan kimia ini memiliki asam pH < 2 dan basa pH > 11,5 dengan kapasitas berat bahan 1 liter dalam kemasan; c). H2SO4 merupakan jenis zat kimia yang memiliki notasi korosif yang berlambangkan huruf kode C. Bahan dan formulasi yang bernotasi korosif maka apabila terkena tubuh akan merusak jaringan pada tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan. Karakteristik bahan kimia ini memiliki asam pH < 2 dan basa pH > 11,5 dengan 1 liter tiap botol; d). NaOH merupakan jenis zat kimia yang memiliki notasi korosif yang berlambangkan huruf kode C. Bahan dan formulasi yang bernotasi korosif maka apabila terkena tubuh akan merusak jaringan pada tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan. Karakteristik bahan kimia ini memiliki asam pH < 2 dan basa pH > 11,5 dengan 1 kg perkemasan perbotol.
Berdasarkan Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N untuk menghitung perlu adanya perlakuan terhadap larutan dengan menghaluskan bahan kimia NaOH, menimbang menimbang bahan kimia NaOH dengan timbangan analitik seberat (g) 0,4 gram, Mengukur air aquades dengan gelas ukur sebanyak (V) 100 ml, Mencampur bahan kimia NaOH dengan air aquades (L) 1000 ml, memasukan kedalam labu ukur untuk mengetahui ukuran, Kemudian dikocok hingga tercampur rata, menjadi larutan baku NaOH 0,1 N titrat, kemudian disimpan dan dapat di gunakan.
Untuk menghitungnya dengan rumus
Bm NaOH = 1 Na (23) +1 O (16) +1 H (1)
= 23 + 16 +1
= 40
Ditanyakan g = …………?
Penyelesaian :
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kimia dasar dengan materi pengenalan peralatan dan bahan pembuatan larutan baku NaOH 0,1 adalah : 1) Pengenalan peralatan meliputi : a) Alat ukur adalah peralatan z untuk mengetahui besaran atau nilai suatu objek, contohnya pH meter, thermometer, stop watch, lux meter, higrometer, pipet ukur, timbangan analitik, labu ukur, dan gelas ukur; b) Alat gelas adalah peralatan yang digunakan sebagai tempat larutan, contohnya cawan petri, gelas piala, erlenmeyer, test tube, gelas kimia, gelas arloji, dan tabung reaksi; c) Alat pemanas adalah peralatan yang digunakan dalam proses pemanasan, contohnya lampu bunsen dan hot plate; d) Alat bantu adalah alat yang digunakan sebagai penunjang alat utama dalam praktikum, contohnya corong, rak tabung reaksi, mortar dan crus, pengaduk, pipet tetes, buret, klep, pipet volume, kasa asbe, slide glas, dan cover glas; 2) Sifat-sifat bahan kimia terdiri atas : a) mudah meledak merupakan dapat meledak dengan gesekan karena pemanasan oleh api, contohnya bahan ammonium nitrat, nitroselulosa, untuk keamanan hindari loncatan api dan panas; b) Oksidasi merupakan bahan yang meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan dengan bahaya oksidator dapat membakar bahan lain, contohnya hidrogen peroksida, kalium perklorat dan untuk keamanan hindari bahan mudah terbakar dan reduktor; c) Mudah terbakar merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah, contohnya alumunium alkilfosfor, dan butane, untuk keamanan hindari dari sumber api; d) Bahaya iritasi merupakan bahan yang menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh, contohnya peridin dan benzyl klorida, untuk keamanan hindari dari menghirup; e) Korosit merupakan bahan yang dapat merusak jaringan hidup. Bahaya yang ditimbulkan korosif contohnya belerang dioksida, untuk keamanan hindari terhirup pernapasan; f) Radioaktif merupakan gelombang elektromagnetik bermuatan radiasi isotop partikel dari sinar x, contohnya uranium dan thorium, untuk keamanan hindari dari kawasan radioaktif.
Terimakasih buat agan-agan yang sudah berkunjung diblog saya..!! blogger yang baik selalu meniggalkan komentar ;D
Makasih artikelnya, membantu mengerjakan tugas sekolah :)
BalasHapusDaftar pustakanya dong kak
BalasHapus