I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah
protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia Belanda bernama
Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari
kimia dalam protein secara sistematik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan
inti dari protein dalam sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani
proteios, yang berarti “bertingkat pertama”. Protein merupakan makromolekul
yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan
struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai
katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar
aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi
dan enzim. Semua jenis protein
terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein
mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein
terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel
sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan
fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-protein yang
terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim banyak terdapat di
dalam sitoplasma dan sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel.
Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada
di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil, (Lehninger, 1982).
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti
“yang paling utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%,
oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%.
Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu,
medium pelarut organik, dan detergen, (Anonim, 2008).
Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof). Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di
tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses
kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein
pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang
mengandung dan atlet-atlet, (Lehninger, 1982).
2.2. Fungsi Biologi Protein
a. Enzim
Protein yang paling bervariasi
dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas
katalisa, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik di dalam
sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa
reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan, (Anna, 1994).
b. Protein Transport
Protein transpor di dalam plasma
darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ
lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrien yang
menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid
dari hati ke organ yang lain. Protein transpor lain terdapat di dalam membran
sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam
amino, dan nutrien lain membran menuju ke dalam sel, (Anna, 1994).
c. Protein Nutrien dan Penyimpan
Biji berbagai tumbuhan menyimpan
protein nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama,
contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras.
Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu merupakan
contoh lain dari protein nutrien Ferritin jaringan hewan merupakan protein
penyimpan besi, (Purwo, 1993).
d. Protein Kontraktil atau Motil
Beberapa protein memberikan
kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau
bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di dalam
sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh
lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan
komponen penting dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel, (Purwo, 1993).
e. Protein Struktural
Banyak protein yang berperan
sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur
biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang rawan
adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi,(Purwo, 1993).
f. Protein Pertahanan
Banyak protein mempertahankan
organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme
tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-bodi pada vertebrata adalah
protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan
atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain.
Fibrinogen dan trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga
kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan
protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di dalam pertahanan
tubuh, (
g. Protein Pengatur
Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini
terdapat sejumlah hormon seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan
kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Hormon pertumbuhan dari pituari
dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat.
Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa
enzim oleh sel bakteri, (
h. Protein lain
Terdapat banyak protein yang
fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Monelin, suatu protein
tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis. Protein dapat dibagi menjadi dua
golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu; protein
globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai
polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat.
Protein globular biasanya larut di dalam sistem larutan (air) dan
segera berdifusi ; hampir semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir
semua enzim merupakan protein globular, seperti protein transpor pada darah,
anti-bodi, dan protein penyimpan nutrien. Protein serabut bersifat tidak larut
di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang
memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hampir
semua protein serabut memberikan peranan struktural atau pelindung. Protein
serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan
kolagen dari urat, (
2.3.
Uji Biuret
Uji Biuret adalah uji umum untuk
protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat
menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi
larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein
Terimakasih buat agan-agan yang sudah berkunjung diblog saya..!!
blogger yang baik selalu meniggalkan komentar ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar