I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Duku
(Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari
Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok
nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara
bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di
sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah
tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama (AAK, 1991).
Buah
duku ( Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup
menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan
duku berasal dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di
sebelah barat sampai Kalimantan di sebelah timur. Kini Buah duku hampir
tersebar luas diseluruh wilayah Asia dan menjadi salah satu primadona buah
tropis (Suparman, 1983).
Di
Indonesia, sentral buah duku tersebar luas di wilayah Sumatra dan Jawa. Jenis
yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan
Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah
hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah
setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan
(September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di
ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret (Luqman, 1993)
Buah
duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam. Seiring
matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa
manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal
kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan
nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan
baku selai (Salera, 1991).
Sumber
mineral dan zat besi dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak
terlalu mengcewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein
1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg
dan zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku
setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis.
Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat
yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan
membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker (Salera, 1991).
Selain
daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga
bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya
juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat
disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan
membasmi sel-sel kanker (Daryanto, 1985)
1.2. Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahui hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman duku
b. Untuk mengetahui cara
pengendalian hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman duku
II. PEMBAHASAN
2.1. Hama Pada Tanaman Duku
No.
|
Gambar
|
1.
|
|
Keterangan
|
|
Nama Hama : Kelelawar (Cynopterus sphinx)
|
|
Gejala : Mamalia ini biasanya menyerang buah menjelang buah masak dengan cara
memakan atau merusak butiran-butiran buah. Sehingga buah yang masak dipohon
menjadi rusak dan produksinya berkurang. Disamping memakan buah
kelelawar juga dapat merontokkan buah
yang masih muda.
|
|
Pengendalian : Dengan membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan
pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yang terbuat
dari anyaman bambu.
|
|
2.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama Hama : Kutu Perisai (Asterolecantium sp)
|
|
Gejala : Daun dikerumuni kutu hingga rata selanjutnya daun susah untuk melakukan
fotosintesa dan kemudian mengering dan mati
|
|
Pengendalian : Dapat dilakukan dengan cara
pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin, menggunakan insektisida
yang sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya.
|
|
3.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama Hama : Kumbang Penggerak Buah (Curculio sp)
|
|
Gejala : Penggerek buah menyerang pada buah
duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk bila air hujan
masuk ke dalamnya
|
|
Pengendalian : Pengendalian dengan cara pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik
mungkin; menyemprot menggunakan insektisida yang sesuai dengan jenis hama
yang mengganggunya.
|
|
4.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama Hama : Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
|
|
Gejala : Kutu putih ini biasanya ditemukan pada anak daun terutama dekat tulang
daun karena serangga ini merusak tanaman dengan cara mengisap cairan
tanaman.Infestasi berat serangan ditandai adanya warna putih dan terdapat
semacam massa seperti lilin pada bagian batang, buah dan sepanjang tulang
daun bagian permukaan bawah daun. Apabila serangan terjadi pada pucuk, daun
tidak dapat berkembang dengan sempurna, bahkan dapat mati. Daun tua yang
terserang menjadi berwarna hijau kusam,pada serangan berat, daun menjadi layu
|
|
Pengendalian : Dengan cara pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin; menyemprot
menggunakan insektisida yang sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya
|
2.2.
Penyakit Pada Tanaman Duku
No.
|
Gambar
|
1.
|
|
Keterangan
|
|
Nama Penyakit : Penyakit Antraknosa
(Colletotrichum gloeosporiods)
|
|
Gejala : Adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan
buah berguguran lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen.
|
|
Pengendalian : dengan pemeliharaan tanaman yang baik, disemprot dengan fungisida sesuai
dengan peruntukannya masing-masing obat.
|
|
2.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama Penyakit : Penyakit Mati
Pucuk
|
|
Gejala : Matinya pada bagian ujung batang, cabang, atau ranting yang disertai
dengan menguning dan gugurnya daun-daun bagian yang sakit. Cabang-cabang
disekeliling batang berkembang tidak simetris. Daun pupus pada cabang-cabang
tampak suram,berwarna kekuningan, kaku, keras, lebih lama tegak.
|
|
Pengendalian : Dapat dilakukan dengan pemeliharaan tanaman yang baik,
dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate,
Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan
penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
|
|
3.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Nama Penyakit : Penyakit Busuk Akar
|
|
Gejala : Tanaman menjadi layu dan akirnya mati, buah terserang jadi layu dan
akhirnya pada rontok.
|
|
Pengendalian : Pengendalian penyakit ini dengan pemeliharaan tanaman yang baik; disemprot
dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
|
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1991. Bertanam
Pohon Buah-buahan 2. Kanisius. Yogyakarta
Badan
Agribisnis Departemen Pertanian. 1991. Invertasi Agribisnis Komoditas Unggulan
Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Daryanto. 1985.
Bercocok Tanam Buah-buahan. Aneka Ilmu. Semarang.
Majalah Salera, 1991. Mengenal
Duku yang Sedang Laku, Edisi Februari 1991. Sarana Vida Widya. Jakarta.
Natawidjaja, P. Suparman. 1983.
Mengenal Buah-buahan Yang Bergizi. Pustaka Dian. Jakarta
Tohir, A.K. 1983.
Pedoman Bercocok Tanamn Buah-buahan. Pradyaoaramita. Jakarta.
Terimakasih buat agan-agan yang sudah berkunjung diblog saya..!!
blogger yang baik selalu meniggalkan komentar ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar