I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi. Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan waktu. (Subagyo, 1989)
Pembagian 12 kelas tekstur tanah terdiri dari : Pasir (sandy), Pasir berlempung (loam sandy), Lempung berpasir (Sandy loam), Lempung (Loam), Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam),Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam), Lempung berliat (clay loam), Lempung berdebu (Silty Loam), Debu (Silt), Liat berpasir (Sandy-clay), Liat berdebu (Silty-clay), Liat (clay), (Hanafiah, 2005).
Warna merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari tanah.Melalui warna kita dapat mengetahui kandungan bahan-bahan material tanah. Warna gelap memperlihatkan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka warna tanah tersebut semakin gelap (karena bahan organik berasal dari sisa-sisa tumbuhan banyak mengandung karbon). Kandungan mineral pada tanah juga membuat warna tanah berbeda-beda. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsel Soil Chart. Warna baku ini adalah warna disusun oleh tiga variabel yaitu: hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombang. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan jumlah sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Sedangkan untuk pembagian tanah menurut warnanya yaitu : merah (tidak subur), merah muda (sangat tidak subur), abu-abu (subur), hitam pekat (tidak subur), hitam keabu-abuan (subur). Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras. Tanah bertekstur geluh (loam) mempunyai sifat diantara tekstur pasir dan lempung. Perekatan partikel tanah membentuk gumpalan agregat dan mempunyai konsistensi keras jika kering, disebabkan adanya bahan-bahan perekat, yaitu lempung itu sendiri kapur atau gamping (CaCO3), silika (SiO2), sesquioksida (Al dan Fe oksida) dan humus. Kecuali lempung semakin basah makin kurang daya rekatnya. Keadaan lembab ditentukan dengan mencoba meremukkan massa tanah dengan telapak tangan atau jari, apakah gembur ataukah antara partikel-partikel tanah cukup saling melekat dalam gumpalan yang teguh. Keadaan kering dilakukan dengan mencoba meremukkan atau memecahkan gumpalan tanah kering, apakah lunak ataukah keras. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Darmawidjaya,1997).
1.2. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan melakukan teknik-teknik pengambilan contoh tanah tidak utuh.
mengetahui kegunaan contoh tanah tidak utuh.
Mengetahui dan melakukan teknik-teknik pengambilan contoh tanah utuh.
mengetahui kegunaan contoh tanah utuh.
Mengetahui teknik penetapan warna tanah di lapangan.
Menetapkan warna tanah pada beberapa sampel tanah.
Mengetahui tekhnik penetapan tekstur tanah di lapangan dengan metode perasaan.
Dapat menetapkan kelas tekstur tanah menggunakan segitiga tekstur berdasarkan hasil analisis tekstur tanah metode pipet.
Mahasiswa dapat menentukan konsintensi tanah di lapangan.
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum acara I dan II ( Teknik Pengambilan Contoh Tanah Dan Penetapan Sifat Fisik Tanah Di Lapangan ) dilaksanakan pada hari kamis, 24 oktober 2013 pukul 15.00 wib –16.30 wib.
2.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah : plastik sampel, label, plastik label, gelang karet. sedangkan alat yang digunakan adalah : bor tanah, sabit, cangkul, spidol, meteran, ring, buku (munsell soil color charts).
2.3. Cara kerja
2.3.1. Prosedur pengambilan contoh tanah terusik (tidak utuh)
Membersihkan permukaan tanah yang akan diambil contoh tanahnya.
Mengambil contoh tanah dengan menggunakan cangkul atau sekop.
Menyimpan dalam kantong plastik dan diberi label
2.3.2. Prosedur pengambilan contoh tanah tidak terusik ( utuh)
Meratakan dan membersihkan lapisan atas tanah yang diambil, kemudian meletakkan tabung (ring sample) tegak lurus pada lapisan tanah tersebut.
Menggali tanah disekeliling tabung dengan sekop dan kerat dengan pisau sampai mendekati dinding tabung.
Mengiris tanah dengan pisau sampai hampir mendekati ring sample.
Menekan ring sample tabung sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah
meletakkan ring sample lain tepat di atas ring sample yang pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari tabung kedua masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.
Tabung (ring sample) dan tanah didalamnya digali dengan sekop/cangkul.
Memisahkan kedua tabung (ring sample) dengan hati-hati, memotong kelebihan tanah yang ada pada bagian atas dan bawah tabung rata sekali.
Menutup tabung (ring sample) dengan tutupnya dan diberi label.
2.3.3. Prosedur penetapan warna tanah
mengambil sejumlah tanah kering atau lembab, kemudian membandingkan warna sampel tanah tersebut dengan warna tanah standar yang terdapat pada buku munsell soil color charts.
menetapkan warna sampel tanah yang mendekati dan mencatat.
2.3.4. Prosedur penetapan tekstur tanah
Menetapkan tekstur tanah dilapangan
Massa kering tanahkemudian dibasahi secukupnya, kemudian dipijat diantara ibu jari dan jari telunjuk, sehingga membentuk bola yang lembab.
Memperhatikan adanya rasa kasar atau licin diantara kedua jari,bola tanah lembab tadi kemudian digulung dan diamati daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari direnggangkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tabel Pengamatan Deskripsi Tanah
Skema :
Kedalaman air = 60 cm
Kedalaman = 0 – 20 cm
Kedalaman = 20 – 40 cm
Kedalaman = 40 – 60 cm
Kedalaman = 60 – 80 cm
3.2. Hasil Pembahasan
Contoh tanah tidak terusik berarti tanah tersebut belum pernah digunakan kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya seperti pertambangan atau yang lainnya. Tanah – tanah yang berada disekitar jalan atau disekitar parit/selokan juga tidak termasuk contoh tanah tidak terusik, sehingga contoh tanah yang tidak terusik adalah contoh tanah yang telah diambil dari lahan yang masih virgin atau masih belum pernah disentuh atau digunakan manusia untuk berbagai macam kegiatan. Contoh tanah tidak terusik diperlukan untuk menganalisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas.
Contoh tanah terusik berarti tanah tersebut telah pernah digunakan untuk kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya. Tanah-tanah disekitar jalan atau disekitar parit termasuk contoh tanah yang terusik. Terusik bisa diartikan bahwa tanah tersebut telah terganggu baik itu terganggu oleh kegiatan pertanian maupun kegiatan lainnya seperti pertambangan atau perminyakan. Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum (hue).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas.
IV. PENUTUP
4.1. kesimpulan
Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas. Sedangkan contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum (hue).
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya,M. 1990. Klasifikasi Tanah. http//:wikipedia.com. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. (Diakses pada tanggal 29 oktober 2013).
Hanafiah, K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http//:wikipedia.com. Grapindo. Jakarta. (Diakses pada tanggal 26 oktober 2013).
Subagyo. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.www.google.com. Erlangga. Jakarta.( Diakses pada tanggal 29 oktober 2013).
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. http//:wikipedia.com. PT Media Tama Sapama. Jakarta. (Diakses pada tanggal 27 oktober 2013).
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http//:wikipedia.com. Universitas Lampung, Lampung. (Diakses pada tanggal 25 oktober 2013).
Terimakasih buat agan-agan yang sudah berkunjung diblog saya..!!
blogger yang baik selalu meniggalkan komentar ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar