Kamis, 08 Mei 2014

PENGUKURAN pH TANAH DENGAN METODE KOLORIMETER DAN pH METER

I. PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Colorimeter adalah instrumen alat uji yang peka terhadap cahaya yang mengukur berapa banyak warna yang diserap oleh objek atau substansi. Hal ini menentukan warna berdasarkan komponen dari cahaya yang diserap oleh objek,  Ketika cahaya melewati medium, sebagian dari cahaya yang diserap, dan sebagai hasilnya, ada penurunan beberapa banyak cahaya yang dipantulkan oleh medium. Alat uji colorimeter merupakan solusi bagi pengguna untuk dapat menganalisa konsentrasi zat tertentu dalam medium tersebut. Perangkat ini berdasar pada hukum Beer Lambert yang menyatakan bahwa penyerapan cahaya yang ditransmisikan melalui media berbanding lurus dengan konsentrasi medium (Dewianisa, 2013) 
      Fungsi Colorimeter dapat digunakan dalam berbagai bidang. Kolorimeter portable dapat digunakan untuk menganalisis kontras warna dan kecerahan pada layar televisi atau komputer, yang memungkinkan pengguna untuk kemudian menyesuaikan pengaturan untuk mendapatkan kualitas gambar terbaik (Valdy, 2013)
      Ph meter adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit ph diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah ph berasal dari ” p”, lambang matematika dari negatif logaritma, dan ” H”, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang ph adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen (Irmalitasari, 2013)
Fungsi pH meter adalah untuk mengukur derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Untuk mengukur derajat tingkat keasaman atau juga kebasaan (alkali) yang terkandung dalam suatu zat. Skala pH yang diukur oleh alat ukur pH meter dimulai dari nol hingga 14 (Dewianisa, 2013).
Jenis alat yang digunakan adalah  pH meter berfungsi untuk mengukur keasaman dan kebasaan. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam (Mardi, 2013).

1.2. Tujuan 
Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur PH tanah.
Mahasiswa dapat membandingkan dengan kedua jenis metode.



II. BAHAN DAN METODE


2.1. Waktu Dan Tempat
Kegiatan praktikum dasar ilmu tanah tentang (Pengukuran pH Tanah Dengan Metode Kolorimeter dan pH Meter) dilaksanakan pada hari jumat, 15 November 2013 pukul 09.00-10.40 wib. Dilaboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan pada saat praktikum pengukuran pH tanah adalah : air destilasi, aquades, sampel tanah. 
Sedangkan alat yang digunakan adalah : cawan porselin, gelas ukur, kertas lakmus, botol film pH meter, indikator.

2.3. Cara Kerja
Memasukan 1 gram contoh tanah dalam tabung film, menambahkan 2.5 ml air destilasi, mengkocok selama 10 menit lalu didiamkan selama 5 menit.
mencelupkan dengan hati-hati kertas lakmus ke larutan tanah yang jernih, usahakan agar kertas lakmus tidak menyentuh tanah yang mengendap.
Membandingkan perubahan warna pada kertas lakmus dengan warna standar yang ada pada wadah kertas lakmus, mencatat pHnya.
Menimbang 10 gram contoh tanah, memasukan kedalam botol film dan menambahkan 25 ml air destilasi.
Mengkocok selama 30 menit.
Menentukan pH tanahnya dengan menggunakan ph meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH standar, mencatat yang terukur.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. hasil pengamatan



3.2. Pembahasan 
Berdasarkan  tabel hasil pengamatan  kelompok 1dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,4 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 4,53.  Pada tabel kelompok 2 dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,7 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 4,37. Pada tabel kelompok 3 dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,4 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 4,57.  Pada tabel kelompok  4 dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,4 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 4,57.  Pada tabel kelompok 5 dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,4 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 3,9. Pada tabel kelompok 6 dengan kode contoh  tanah aluvial 1 gr dengan 2,5 ml air destilasi nilai pH tanah dengan menggunakan indikator pH sebasar 4,0 dan aluvial 10 gr dengan 2,5 ml air destilasi  menggunakan pH meter sebesar 4,16. 
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya, hal ini dikarenakan pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah sehingga kandungan pH tanah setiap tempat berbeda-beda.
      Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut : a. Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah yang diserap oleh tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral. b. Menunjukan adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur P sulit diserap oleh tanaman. c. Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak dalam pH lebih dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. Jamur dapat berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas itu jamur harus bersaing dengan bakteri.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan 
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa Colorimeter adalah instrumen alat uji yang peka terhadap cahaya yang mengukur berapa banyak warna yang diserap oleh objek atau substansi. Hal ini menentukan warna berdasarkan komponen dari cahaya yang diserap oleh objek,  Ketika cahaya melewati medium, sebagian dari cahaya yang diserap, dan sebagai hasilnya, ada penurunan beberapa banyak cahaya yang dipantulkan oleh medium.
Ph meter adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit ph diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah ph berasal dari ” p”, lambang matematika dari negatif logaritma, dan ” H”, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang ph adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen .

4.2.Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya bisa lebih baik lagi dibandingkan dengan praktikum yang sekarang  tentang pengukuran pH tanah dengan metode kolorimeter dan pH meter.

DAFTAR PUSTAKA

http://blogdewianisa.blogspot.com/2013/05/tugas praktek instrumentasi colorimeter.html ( Diakses Pada Tanggal 20 November 2013 )
http://valdykelautan.wordpress.com/2013/ph-meter.html. ( Diakses Pada Tanggal 19 November 2013)
http://belajar-dan-berbagii.blogspot.com/2013/04/kolorimetri-1.html (Diakses Pada Tanggal 20 November 2013 )
http://valdykelautan.wordpress.com/2013/ph-meter/ ( Diakses Pada Tanggal 21 November 2013 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar